Siklus haid adalah rangkaian perubahan yang terjadi setiap bulan pada badan wanita sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Rata-rata wanita yang sehat dan fungsi tubuhnya normal akan mengalami siklus haid secara rutin. Bahkan siklus haid bisa dihitung, sehingga wanita bisa mengantisipasi kapan dirinya akan mengalami haid.
Apa Itu Siklus Haid?
Siklus haid adalah serangkaian perubahan bulanan yang dialami badan wanita sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan, dikutip dari situs Mayo Clinic. Haid terjadi saat salah satu ovarium melepaskan sel telur. Sel telur yang tidak dibuahi sampai masa ovulasi, lapisan rahim akan luruh dan keluar melalui vagina.
Siklus haid bersifat kompleks dan dikendalikan oleh berbagai kelenjar dan hormon. Hipotalamus dalam otak mengakibatkan kelenjar pituitari menghasilkan zat kimia yang mendorong ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Haid terjadi karena adanya peran hormon. Utamanya hormon estrogen yang mendorong ovarium berkembang, melepaskan sel telur, dan menebalkan lapisan dinding rahim untuk menyangga janin jika terjadi kehamilan.
Tapi, jika tidak terjadi fertilisasi, sel telur akan diserap kembali ke dalam badan. Hormon estrogen dan progesteron akan menurun dan mengakibatkan lapisan dinding rahim yang tebal pun luruh dan keluar dari vagina.
Tahap dalam Siklus Haid
Saat haid berlangsung, ada beberapa tahap yang dilalui seorang wanita. Mengutip Healthline, berikut 4 tahap dalam siklus haid.
Tahap Haid
Ini adalah tahap pertama saat haid terjadi. Tahap haid dimulai saat lapisan dinding rahim luruh akibat sel telur tidak dibuahi dan hormon estrogen serta progesteron berkurang.
Tahap haid umumnya berlangsung antara 3-7 hari. Tapi, beberapa wanita mengalami tahap haid yang lebih panjang. Selama tahap ini, umumnya wanita mengalami beberapa gejala seperti kram, sakit kepala, lesu, dan mood swing.
Tahap Folikuler
Tahap ini juga dimulai bersamaan dengan tahap haid, sehingga ada tumpang tindih. Tahap folikuler ditandai dengan proses hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel.
Salah satu atau dua telur yang paling sehat akan jadi sel telur matang dan siap dibuahi. Sisanya yang belum matang akan diserap kembali ke dalam badan. Tahap folikuler umumnya berlangsung antara 11-27 hari dan berakhir saat seseorang berovulasi.
Tahap Ovulasi
Tahap ovulasi terjadi saat ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur masuk menuju rahim. Selama tahap ini, kemungkinan kehamilan sangat tinggi. Beberapa gejala dirasakan wanita selama tahap ini, antara lain suhu badan basal yang sedikit naik dan keputihan kental dengan tekstur seperti putih telur. Tahap ovulasi umumnya berlangsung sekitar hari ke-14 jika siklus haid Kamu adalah 28 hari.
Tahap Luteal
Pada tahap ini, folikel yang telah melepaskan sel telurnya berubah jadi korpus luteum. J tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali oleh badan. Selama tahap ini pula, wanita akan mengalami pre menstruation syndrome (PMS) sebelum memasuki tahap haid. Tahap luteal berlangsung antara 11-17 hari.
Ciri Haid Tidak Normal
Durasi
Dilihat dari durasinya, jika haid berlangsung kurang dari 3 hari atau lebih dari 8 hari, maka ada kemungkinan siklus haid tidak normal dan ada problem pada organ reproduksi.
Nyeri yang Muncul
Jika selama masa haid, wanita merasakan nyeri yang hebat hingga mengganggu kegiatan, maka siklus menstruasinya mungkin tergolong tidak normal.
Siklus
Siklus haid kemungkinan maju atau mundur sekitar 7 hari. Tapi, jika waktu maju dan mundur tersebut jauh dari 7 hari, maka ada kemungkinan siklus haid tidak normal.
Jumlah Darah
Darah yang normal dikeluarkan selama masa haid antara 25-30 cc. Lebih dari itu bisa jadi menandakan siklus haid tidak normal.
Tidak Haid hingga Berbulan-bulan
Jika tidak hamil namun tidak haid hingga 3-4 bulan, kemungkinan ada problem pada siklus haid. Dr Yassin menyebutkan kemungkinan adanya gangguan ovulasi atau gangguan pada pematangan sel telur.