Kuliner Ulat Sagu Jadi Favorit Atlet PON Papua: Enak dan Bergizi

Ulat sagu merupakan salah satu kuliner khas Papua yang layak dicoba. Meski terlihat ekstrem, nyatanya larva dari kumbang merah kelapa ini rasanya enak dan bergizi sehingga menjadi favorit para atlet PON Papua.

Oto Gideon adalah atlet binaraga yang sering mengonsumsi ulat sagu untuk menambah massa otot. “Ulat sagu proteinnya bagus. Papua kaya dengan protein yang begitu luar biasa. Saya kira di Papua tidak ada yang kurang,” kata peraih emas PON XX Papua kelas 65 kg itu, Senin, 4 Oktober 2021.

Berdasarkan penelitian, ulat sagu (Rhynchophorus ferrugenesis) yang kerap bertelur di pucuk pohon sagu berprotein 9,34 persen atau hampir separuh dari daging merah yang mencapai 28 gram lebih protein per 100 gram konsumsi. Hewan itu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84 persen), asam glutamat (2,72 persen), tirosin (1,87 persen), lisin (1,97 persen) dan methionin (1,07 persen).

Menurut Oto, rasa ulat sagu mirip dengan sensasi menyantap potongan lemak daging sapi namun dengan semburat rasa gurih yang lebih kuat. “Ulat sagu ini bisa dimasak dengan cara dibakar atau direbus. Tapi lebih sedap dibakar,” ujarnya.

Atlet lainnya yang suka ulat sagu adalah Edoardus Apcowo. Peraih emas binaraga di kelas 75 kg PON Papua itu mengaku suka olahan ulat sagu yang dibakar lalu dibungkus dengan lalapan daun.

“Kalau menurut saya ulat sagu lebih mirip sama rasa ikan salmon. Sangat cocok buat protein tubuh,” kata Edoardus.

Harga ulat sagu di sejumlah lokasi kuliner di Papua dibanderol seharga Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per 25 ekor. Di alam, ulat tersebut mudah didapat di perkebunan pohon sagu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *