Alat Musik Tradisional Angklung, Sempat Dimainkan 1.500 Nakes di Wisma Atlet

Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Alat ini terbuat dari bambu. Dilansir dari ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id kata “angklung” berasal dari bahasa sunda yang terdiri dari dua suku kata yaitu “angkleung-angkleung”. “angkleung-angkleung” memiliki arti diapung-apung, sedangkan “klung” merupakan bunyi yang keluar dari alat musik tersebut ketika dimainkan. Dengan demikian maka angklung dapat diartikan sbagai suara “klung” yang dihasilkan dari alat musik dengan cara diangkat ataupun diapung-apungkan.

Alat musik tradisional angklung juga dikenal sebagai alat musik multitonal (bernada ganda). Jadi, setiap satu alat musik angklung hanya bisa menghasilkan satu nada. Kemudian jika ukuran angklung berbeda maka bunyi nada yang dikeluarkan akibat getaran atau goyangan dari para pemainya tentunya akan berbeda. Maka dari itu, dibutuhkan beberapa pemain angklung untuk menghasilkan suara yang indah untuk didengar.

Sempat viral video di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, memperlihatkan para tenaga kesehatan beserta para staff rumah sakit lainnya beramai-ramai memainkan angklung secara bersamaan. Sebanyak 1.500 pasien Covid-19 dan relawan tenaga kesehatan beramai-ramai memainkan angklung sebagai peringatan satu tahun Wisma Atlet Kemayoran beroperasi sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 .

Sementara itu Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan jika angklung merupakan alat musik tradisional yang mudah dimainkan dan akan meningkatkan kekompakan pemain apabila di bawah bimbingan yang tepat dan itulah yang dimaksud sebagai tanda kebersamaan.

“Angklung yang dimainkan adalah tanda kebersamaan,” kata Hilmar Farid dalam sambutannya yang diunggah dari akun Youtube Budaya Saya.

Acara angklung yang diselenggarakan pada Selasa, 23 Maret 2021 itu dimulai dengan awalan memainkan lagu Gugur Bunga. Setelah itu, ada tiga lagu yang dimainkan secara berturut-turut, yaitu ada Heal The World, Terpesona, dan Kebyar-Kebyar.

PRIMANDA ANDI AKBAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *