Akademisi ITB – Petani Siapkan Wisata Petik Kopi Gugeuls di Sumedang Jawa Barat

Komunitas Petani Kopi Gunung Geulis (Koppi Gugeuls), Sumedang, Jawa Barat, menyiapkan wisata petik kopi bersama tim akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, wisatawan yang berminat akan diantar ke kebun kopi di lereng barat gunung Geulis dengan berjalan kaki. Selanjutnya mereka memetik buah-buah kopi yang siap panen.

Acara tersebut dikemas dengan nama Wisata Petik Kopi di Kebun atau Wistikobun. Saat panen kopi pada Mei 2021 berlangsung uji coba wisata petiknya. Lantaran masih dalam pandemi Covid-19, tamu wisata untuk kalangan terbatas, yakni belasan dosen dari tim Program Pengabdian Masyarakat di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati di Institut Teknologi Bandung (ITB). “Pintu masuknya dari Desa Jatiroke,” kata ketua tim program Yayat Hidayat, Jumat, 10 September 2021.

Dari sana, pengunjung berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer ke kebun kopi. Tujuannya, kata Yayat, agar tubuh pengunjung sehat sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Dari gunung yang puncaknya setinggi 1.281 meter dari permukaan laut (mdpl) itu, lokasi kebun kopi berada di ketinggian sekitar 800-an mdpl di bawah naungan pepohonan seperti pinus dan mahoni.

Selain itu, wisatawan akan melihat demonstrasi pengolahan kopi seperti yang dilakukan leluhur, menikmati sensasi seruput kopi Gugeuls, dan menyantap nasi liwet. Tujuan lain dari wisata itu, kata Yayat, untuk menerapkan strategi promosi dan pemasaran hasil produk agroforestri kopi Gunung Geulis. Masa pandemi Covid-19 membawa masalah, yaitu penurunan harga kopi.

Menurut Yayat, panen kopi di Gunung Geulis itu bisa dua kali setahun, yaitu pada awal dan tengah tahun sesuai waktu penanamannya. Adapun jenis kopi yang ditanam adalah robusta dan arabika. Kopi arabika punya cita rasa yang unik di gunung itu. “Masyarakat ingin menanam arabika di ketinggian kurang dari 1.000 mdpl dan akhirnya berbuah bisa dipanen,” katanya.

Idealnya tanaman kopi arabika, menurut dosen di Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan ITB itu, berada di ketinggian lebih dari 1.000 mdpl. Sementara robusta bisa kurang dari 1.000 mdpl. Perkebunan kopi di daerah zona penyangga itu merupakan hasil peralihan petani dari tanaman sayur, seperti kacang tanah, kol, dan tomat. Tujuan utamanya, kata Yayat, mencegah bencana longsor ke permukiman penduduk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *